Jumat, 22 Agustus 2008

Ngobrol bersama si Cepot


Kongkow2 bersama sicepot.............. setelah pentas


Minggu, 17 Agustus 2008

Risalah Ramadhan

Risalah Ramadhan
Tuntunan Ibadah di Bulan Ramadhan
KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN
1. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:
Adalah Rasulullah SAW memberi khabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda, Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintupintuneraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malm yang lebih baik daripada seribu bulan, Barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa'." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)

2. Dari Ubadah bin AshShamit, bahwa Rasulullah bersabda:
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, AIlah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya kama pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmatAllah di bulan ini. " (HR.Ath-Thabrani,dan para periwayatnya terpercaya). , Al-Mundziri berkata: "Diriwayatkan olehAn-Nasa'i dan Al-Baihaqi, keduanya ari Abu Qilabah, dari Abu Hurairah, tetapi setahuku dia tidak pemah mendengar darinya."

3. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda:
"Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka berbuka, Allah Azza Wa Jalla setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu berfirman (kepada Surga),'Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu, 'pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan kepada ummatku ampunan pada akhir malam. "Beliau ditanya, 'Wahai Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar' Jawab beliau, 'Tidak. Namun ovang yang beramal tentu dibevi balasannya jika menyelesaikan amalnya.' " (HR. Ahmad)'" Isnad hadits tersebut dha'if, dan di antara bagiannya ada nash-Nash lain yang memperkuatnya.



Bersambung ……………………
Dicopy dari :
Website “Yayasan Al-Sofwa”
Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Jagakarsa, Jakarta - Selatan (12610)
Telpon: (021)-788363-27 , Fax:(021)-788363-26
www.alsofwah.or.id ; E-mail: info@alsofwah.or.id

PERSIAPAN MENGHADAPI BULAN RAMADHAN



PERSIAPAN MENGHADAPI BULAN RAMADHAN

Oleh : Ustadz Abdul Hasib Lc. (Pemimpin Yayasan Perguruan (ma’had) Al Hikmah, Bangka, Jak-Sel)


  1. BULAN RAMADHAN
    Bulan Ramadhan yang insya Allah sebent ar lagi akan kit a masuki, adalah bulan yang sangat mulia, bulan tarbiyah (pembinaan) untuk mencapai derajat yang paling tinggi, paling mulia: derajat taqwa. “Hai orang-orang yang ber iman, diwaj ibkan at as kamu ber puasa, sebagaimana diwaj ibkan at as or ang-or ang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah: 183).

    “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah yang paling bertaqwa.” (QS Al Hujurat: 13). Predikat taqwa ini tidak mudah untuk diperoleh. Ia baru akan diperoleh manakala seseor ang melakukan persiapan yang cukup, dan mengisi bulan Ramadhan itu dengan berbagai kegiatan yang baik dan mensikapinya dengan benar.

  2. MINIMAL ADA TIGA HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN

    Minimal ada tiga hal yang perlu dipersiapkan dalam menyongsong bulan Ramadhan yang penuh berkah itu:

    Persiapan Ruh dan Jasad.

    Dengan car a mengkondisikan dir i agar pada bulan Sya’ban (bulan sebelum Ramadhan) kita telah terbiasa dengan berpuasa. Sehingga kondisi ruhiyah imaniyah meningkat , dan t ubuh sudah terlatih berpuasa Dengan kondisi seperti ini, maka ket ika kit a memasuki bulan Ramadhan, kondisi ruh dan iman telah membaik, yang selanj ut nya dapat langsung
    menyambut bulanRamadhan yang mulia ini dengan amal dan kegiatan yang dianjurkan. Di sisi lain, tidak akan terjadi lagi gejolak phisik dan proses penyesuaian yang kadang-kadang dirasakan oleh orang-orang yang pertama kali berpuasa, seperti: lemah badan, demam atau panas dingin dan sebagainya.

    Rasulullah saw menganjurkan kepada kita agar kita memper banyak puasa sunnah pada bulan Sya’ban ini dengan cara member ikan contoh langsung dan aplikatif . ‘Aisyah RadhiyaLlahu‘anha berkata: ”Rasulullah saw ber puasa, sampai-sampai kami mengiranya tidak pernah meninggalkannya”. Demikian dalam riwayat Bukhari dan Muslim.

    Dalam riwayat lain dikatakan bahwa: ”Beliau melakukan puasa sunnah bulan Sya’ban sebulan penuh, beliau sambung bulan itu dengan Ramadhan”. (Hadit s shahih dir iwayat kan oleh para ulama’ hadits, lihat Riyadhush-Shalihin, Fat hul Bari, Sunan At-Tirmidzi dan lain-lain). Anjuran tersebut dikuat kan lagi dengan menyebut kan keutamaan bulan Sya’ban. Usamah bin Zaid per nah bertanya kepada Rasulullah saw. Katanya: ”Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan yang lain sebanyak
    puasa di bulan Sya’ban ini?” Beliau saw menjawab: ”Itulah bulan yang dilupakan orang, ant ara Rajab dan Ramadhan, bulan ditingkatkannya amal perbuatan kepada Allah swt Rabbul ‘Alamin. Dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa”. (HR An-Nasa-i).

    Persiapan Materi.

    Bulan Ramadhan mer upakan bulan muwaasah (bulan sant unan). Sangat dianjurkan member i santunan kepada or ang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang sangat besar akan didapat oleh orang yang tidak punya, manakala ia memberi kepada orang lain yang berpuasa, sekalipun Cuma sebuah kurma, seteguk air atau sesendok mentega.

    Rasulullah saw pada bulan Ramadhan ini sangat dermawan, sangat pemur ah. Digambar kan bahwa sentuhan kebaikan dan sant unan Rasulullah saw kepada masyar akat sampai mer at a, lebih mer at a ket imbang sent uhan angin terhadap bendabendadi sekitarnya. Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Abbas RadhiyaLlahu‘anhu: ”Sungguh, Rasulullah saw saat bertemu dengan malaikat Jibril, lebih derma dari pada angin yang dilepaskan”. (HR Muttafaqun ‘alaih).

    Santunan dan sikap ini sudah barang tentu tidak dapat dilakukan dengan baik kecuali manakala jauh sebelum Ramadhan telah ada persiapan-persiapan materi yang memadai.

    Persiapan Fikri (Persepsi).

    Minimal persiapan fikri ini meliputi dua hal, yaitu:
    1. Mempunyai persepsi yang utuh tentang Ramadhan dan keutamaan bulan Ramadhan.
    2. Dapat memanf aat kan dan mengisi bulan Ramadhan dengan kegiat an-kegiat an yang secara logis dan konkrit mengantarkannya untuk mencapai ketaqwaan.

  3. KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

    Bulan Tarbiyah (pembinaan) untuk mencapai derajat taqwa.

    Hai or ang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwaj ibkan at as or ang-or ang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah: 183).

    Bulan diturunkannya Al Qur’an.

    Bulan Ramadhan, yang pada bulan it u Al Qur ’an diturunkan sebagai petunjuk buat manusia dan penjelasan tentang petunjuk itu, dan sebagai pemisah (yang haq dan yang batil) (QS AlBaqarah: 185).

    Bulan yang paling utama, bulan penuh berkah.

    Bulan yang paling utama adalah bulan Ramadhan, dan hari yang paling utama adalah hari Jum’at (HR At-Thabarani), Dari Ubadah bin Ash-Shamit , bahwa Rasulullah saw –pada suat u har i, ket ika Ramadhan telah tiba bersabda: “Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh ber kah, pada bulan itu Allah swt memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan Rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan, dan Dia kabulkan do’a. Pada bulan itu Allah swt akan melihat kalian ber pacu melakukan kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kalian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah or ang yang pada bulan itu tidak mendapat
    Rahmat Allah swt”. (HR Ath-Thabarani)

    Bulan ampunan dosa, bulan peluang emas melakukan ketaatan.

    Rasulullah saw bersabda: “Shalat lima waktu, dari Jum’at ke Jum’at, dari Ramadhan ke Ramadhan, dapat menghapuskan dosa-dosa, apabila dosa-dosa besar dihindari“. (HR Muslim). “Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan, karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (Mutt afaqun‘alaih). Apabila Ramadhan dat ang, maka pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaithon-syaithon dibelenggu“. (Muttafqun ‘alaih).

    Bulan dilipat gandakannya amal shaleh.

    Rabb-Mu berkata: ”Setiap perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya sepuluh kali lipat sampai tujuh ra us kali lipat, kecuali puasa, puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah per isai yang melindungi dari api neraka. Bau mulut or ang yang ber puasa di sisi Allah lebih wangi dari pada parfum misik. Apabila orang bodoh ber laku jahil kepada seseorang diantara kamu yang t engah ber puasa, hendaknya ia katakan: ”Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa”. (HR At-Tirmidzi).

    Khutbah Rasulullah saw menyongsong bulan suci Ramadhan sebagai bulan mulia, bulan ibadah, bulan santunan.

    Dari Salman RadhiyaLlahu ‘anhu, kat anya: Rasulullah saw berkhutbah ditengah-tengah kami pada akhir bulan Sya’ban, beliau saw bersabda: ”Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaungi. Bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuat an yang diwaj ibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Bulan Ramadhan adalah bulan sabar, sabar itu balasannya syurga, Ramadhan adalah bulan santunan. Bulan ditambahkannya rizqi orang mukmin. Siapa yang member ikan makanan untuk berbuka kepada seorang yang berpuasa, balasannya adalah ampunan terhadap dosa-dosanya, dirinya dibebaskan dari neraka, dan dia mendapat kan pahala sebesar yang didapat oleh orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang tersebut . Sahabat ber komentar, kata mereka: ”Ya Rasulullah, tidak setiap kami memiliki makanan untuk berbuka yang dapat diberikan kepada orang yang berpuasa? Sabda Rasulullah saw: ”Pahala tersebut akan diberikan Allah, meskipun yang diberikan untuk berbuka bagi yang berpuasa hanya satu buah kurma, atau seteguk air, atau sesendok mentega”.

    Bulan Ramadhan awalnya rahmat, tengahnya ampunan dan akhirnya pembebasan dari ner aka, siapa yang memberikan keringanan bagi hamba sahayanya pada bulan itu, Allah akan ampuni dosanya, dan dia dibebaskan dari neraka.

    Pada bulan ini, perbanyaklah empat hal, dua diant aranya membuat kamu diridhai Rabbmu, dan dua yang lainnya sesuatu yang sangat kamu butuhkan. Dua hal yang membuat kamu diridhai Rabbmu adalah:
    i. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan
    ii. Kamu meminta ampunan kepada-Nya.

    Sedangkan dua hal lainnya yang sangat kamu butuhkan adalah:
    i. Kamu meminta syurga kepada Allah, dan
    ii. Kamu minta dilindungi dari neraka.

    Siapa yang member ikan minum kepada or ang yang ber puasa, Allah akan member ikan minuman kepadanya dar i t elagaku
    yang tidak akan menjadi haus sampai dia masuk syurga”. (HR Ibnu Khuzaimah).

    Ramadhan bulan jihad, bulan kemenangan.

    Sejarah mencatat, bahwa pada bulan suci Ramadhan inilah beberapa kesuksesan dan kemenangan besar dir aih ummat Islam, yang sekaligus membukt ikan bahwa Ramadhan bukan bulan malas dan lemah, tapi merupakan bulan kuat , bulan jihad, bulan kemenangan.

    Perang Badar Kubro yang diabadikan dalam Al Qur ’an sebagai yaumul furqan (har i pembeda antara kebenaran dan kebatilan), dan ummat Islam saat itu meraih kemenangan besar , terjadi pada t anggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah. Dan saat itu, gembong kebatilan: Abu Jahal, terbunuh.

    Pada bulan Ramadhan pula fathu Makkah (pembukaan Makkah) terjadi, yang dibadaikan dalam Al Qur ’an sebagai Fathan Mubiiina (kemenangan yang nyata), tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 (delapan) Hijriyah.

    Serangkaian peristiwa besar lainnya juga terjadi pada bulan Ramadhan, seperti: beber apa per t empuran dalam perang Tabuk, terjadi pada bulan Ramadhan tahun 9 (sembilan) Hijriyah.

    Tersebarnya Islam di Yaman pada bulan Ramadhan tahun 10 Hijriyah. Ditaklukkannya Andalus (Spanyol sekarang) di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92 Hijriyah.

    Peperangan ‘AinJalut, dimana untuk pertama kalinya pasukan Islam berhasil mengalahkan bangsa Mongol Tartar, yang sebelumnya sempat dianggap mustahil, juga terjadi pada bulan Ramadhan tahun 658 Hijriyah. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

  4. ADAB DAN KIAT MENGISI RAMADHAN

    Puasa yang baik dilakukan dengan motivasi karena Allah.

    Semua amal ibnu Adam adalah untuknya, satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat nya sampai tujuh ratus kali lipat , Allah SWT berfirman: kecuali puasa, ia adalah unt uk-KU, dan AKU yang akan membalasnya, sesungguhnya ia telah meninggalkan syahwat nya, makanannya, dan minumannya demi AKU, orang yang berpuasa memiliki dua kegembir aan, sekali waktu berbuka dan sekali lagi waktu bertemu Robbnya, sungguh bau tidak sedap mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi disisi Allah SWT daripada minyak misik“. (lihat Shahih Bukhar i hadit s no: 1904, dan lihat Shahih Muslim hadits no: 163 bab keutamaan puasa dengan sedikit diringkas).

    Disunnahkan bagi yang berpuasa agar memperlambat makan sahur, dan mempercepat berbuka.
    • “Bersahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu ada keberkahan“. (HR Muslim).
    • “Mint alah pertolongan dengan makan sahur agar dapat ber puasa disiang har inya, dan dengan tidur siang, agar dapat qiyamul-lail di malam hari“. (HR Ala Hakim)
    • “Ada tiga hal yang dicintai Allah ‘Azza wajalla: menyegerakan berbuka, mengakhir kan sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri ketika shalat“. (HR Ath-Thabarani)
    • “Manusia akan selalu dalam keadaan baik, selama mereka menyegerakan berbuka”. (HR Muslim).

    Berdo’a ketika berbuka.
    • “Bagi orang yang berpuasa ketika ia berbuka, do’anya tidak ditolak“. (HR Ibnu Majah).
    • ”Ya Allah, unt uk-Mu aku ber puasa, dan dengan r izqi-Mu aku ber buka, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku beriman, dahaga telah hilang, urat-urat pun telah membasah dan pahala t elah Engkau tetapkan insya Allah ta’ala. Ya Allah yang Maha Luas karunia-Nya, ampunilah aku, segala puji bagi Allah, yang telah memberikan pertolongan kepadaku, sehingga aku dapat berpuasa dan yang telah memberikan rizqi kepadaku, sehingga aku dapat berbuka”.

    Memberikan makanan untuk orang yang berbuka puasa.

    Bar ang siapa yang member ikan makanan unt uk ber buka bagi yang ber puasa, maka dia akan mendapat kan pahala seperti orang yang ber puasa dan yang ber puasa it u t idak dikur angi pahalanya sedikit pun” (HR Ahmad, At -Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

    Menjaga mata, telinga dan lidah serta anggota- anggota tubuh lainnya dari perbuat an yang tidak ada faedahnya, dan menjauhkan diri dari perbuatan- perbuatan dosa.
    • ”Bar ang siapa yang t idak menj auhkan kat a-kat a dan per buat an bohong, maka Allah t idak mener ima puasanya”. (HR Bukhari).
    • ”Bisa j adi or ang yang qiyamul-lail itu hanya mendapat kan meleknya saj a dan bisa j adi orang yang berpuasa itu hanya mendapat kan lapar dan hausnya saj a.” (HR Ahmad, At h-Thabarani dan Al Baihaqi dari Ibnu Umar , juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah dengan redaksi sedkit berbeda).

    Memberikan perhat ian yang lebih besar, baik moral at aupun mat erial kepada keluarga dan sanak f amili serta memperbanyak sedekah kepada fakir miskin.

    ”Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan beliau saw lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan, ketika bertemu Jibril ‘Alaihis-Salam, sungguh, kedermawanan beliau saat itu lebih kuat daripada angin yang bertiup” (HR Muttafaqun ‘alaih).

    Meningkatkan kajian tentang Islam, tadarrus, tilawah dan tela’ah Al Qur’an, dzikir, do’a dan amal- amal kebajikan lainnya (QS Al Baqarah: 183 – 187).

    ”Dan Jibril ‘Alaihis-Salam menjumpai nabi saw pada setiap malam bulan Ramadhan, danbeliau mengajaknya bertadarrus Al Qur’an”. (HR Muttafaqun ‘alaih).

    I’tikaf pada ‘Asyrul Awakhir (10 hari terakhir bulan Ramadhan) dan meningkatkan aktifitas ibadah pada harihari tersebut. ”Nabi saw apabila memasuki sepuluh hari ter akhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malam (dengan ibadah), beliau membangunkan keluarganya dan beliau menjauh dari istrinya”.

    Meningkatkan kesadaran bermuroqobah, merasa diawasi t erus oleh Allah swt yang Maha Menget ahui, dan selalu menyadari bahwa diri kita tengah berpuasa, tengah beribadah dalam rangka mencapai ketaqwaan.

    ”Dan agar kamu mengagungkan Allah sesuai dengan apa yang ditunjukkan kepadamu” (QS Al Baqarah: 185).

    Pandai menentukan skala priorit as amal islami dengan mengutamakan amal- yang lebih penting, lebih banyak manfaatnya dan lebih cepat mengant arkannya kesyurga, baik berupa berjuang dijalan Allah dalam menegakkan kalimat-Nyaata maupun berinfaq fisabilillah, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya.

    Ketika orang-orang minta dispensasi dari berinfaq dan ber jihad, Rasulullah saw bersabda: ”TIDAK BERSHODAQAH, DAN TIDAK BERJIHAD JADI, DENGAN APA KAMU INGIN MASUK SYURGA?“